KEPENDUDUKAN
Minggu, 31 Maret 2013
KEPENDUDUKAN
Penduduk
Penduduk atau warga suatu negara
atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua yaitu, Orang yang tinggal di daerah
tersebut dan yang kedua orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang
mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan,
tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam sosiologi,
penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi
dan ruang
tertentu.
Perkembangan
penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah
perubahan populasi
dalam suatu waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan jumlah individu, dalam
sebuah populasi dengan menggunakan "per waktu unit" untuk dasar
pengukuran.
Pertumbuhan penduduk merujuk pada
semua spesies, tapi selalu lebih mengarah pada manusia, dan sering digunakan
secara informal untuk sebutan demografi
nilai pertumbuhan penduduk, dan
digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Pertambahan
penduduk dan Lingkungan Pemukiman
Pertumbuhan
penduduk yang tidak terkendali telah mengakibatkan munculnya kawasan-kawasan
permukiman kumuh dan squatter
(permukiman liar). Untuk mencapai upaya penanganan yang berkelanjutan tersebut,
diperlukan penajaman tentang kriteria permukiman kumuh dan squatter dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat
serta lingkungannya.
Pemahaman
yang komprehensif kriteria tersebut akan memudahkan perumusan kebijakan
penanganan serta penentuan indikator keberhasilannya. Rumah pada hakekatnya
merupakan kebutuhan dasar (basic needs)
manusia selain sandang dan pangan, juga pendidikan dan kesehatan. Oleh karena
itu maka dalam upaya penyediaan perumahan lengkap dengan sarana dan prasarana
pemukimannya, semestinya tidak sekedar untuk mencapai target secara
kuantitatif semata-mata, melainkan harus dibarengi pula dengan pencapaian
sasaran secara kualitatif , karena berkaitan langsung dengan harkat dan
martabat manusia selaku pemakai. Artinya bahwa pemenuhan kebutuhan akan
perumahan dan permukiman yang layak, akan dapat meningkatkan kualitas kehidupan
dan kesejahteraan masyarakat. Bahkan di dalam masyarakat Indonesia perumahan
merupakan pencerminan dan pengejawatahan dari diri pribadi manusia, baik secara
perorangan maupun dalam satu kesatuan dan kebersamaan dalam lingkungan alamnya.
Ujung
dari semua ledakan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan dengan segala dampak
ikutannya seperti menurunnya kualitas pemukiman dan lahan yang ditelantarkan,
serta hilangnya fungsi ruang terbuka. Dampak lonjakan populasi bagi lingkungan
sebenarnya tidak sederhana. Persoalannya rumit mengingat persoalan terkait
dengan manusia dan lingkungan hidup. Butuh kesadaran besar bagi tiap warga
negara, khusunya pasangan yang baru menikah, untuk merencanakan jumlah anak.
Pertambahan
penduduk dan Tingkat pendidikan
Tingkat
pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan dikembangkan (UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I,
Pasal I ayat 8).
Jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas
jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sebagai
persiapan untuk memasuki pendidikan dasar diselenggarakan kelompok belajar yang
disebut pendidikan pra sekolah. Pendidikan pra sekolah belum termasuk jenjang
pendidikan formal, tetapi baru merupakan kelompok sepermainan yang menjembatani
anak antara kehidupannya dalam keluarga dengan sekolah.
1.
Tingkat Pendidikan Dasar
Pendidikan
dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup
dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
menengah. Pendidikan dasar bersifat dasar yang berbentuk Sekolah Dasar (SD)
atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau
bentuk lain yang sederajat.
2.
Tingkat Pendidikan Menengah
Pendidikan
menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar, di selenggarakan di
SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau satuan pendidikan yang sederajat.
Pendidikan menengah berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar
untuk mengikuti pendidikan tinggi atau pun memasuki lapangan kerja.
3.
Tingkat Pendidikan Tinggi
Pendidikan
tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah, yang diselenggarakan untuk
menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan/atau profesional yang yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
kesenian.
Pertambahan
penduduk dan Penyakit akibat lingkungan
Pertambahan
penduduk dan penyakit yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Hal yang akan
timbul adalah masalah kesehatan dan penyakit yang melanda penduduk tersebut,
yang dikarenakan lingkungan yang kurang terawat / kumuh, limbah pabrik, selokan
tidak terawat yang menyebabkan segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah
tersebut yang mengakibatkan kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk.
Untuk
menjamin kesehatan bagi semua orang di lingkungan yang sehat, perlu jauh lebih
banyak daripada hanya penggunaan teknologi medical, atau usaha sendiri dalam
semua sektor kesehatan. Usaha-usaha secara terintegrasi dari semua sektor,
termasuk organisasi-organisasi, individu-individu, dan masyarakat, diperlukan
untuk pengembangan pembangunan social ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi,
menjamin dasar lingkungan hidup dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan.
Seperti
semua makhluk hidup, manusia juga bergantung pada lingkungannya untuk memenuhi
keperluan-keperluan kesehatan dan kelangsungan hidup. Kesehatanlah yang rugi
apabila lingkungan tidak lagi memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia akan
makanan, air, sanitasi, dan tempat perlindungan yang cukup dan aman- karena
kurangnya sumber-sumber atau distribusi yang tidak merata. Kesehatanlah yang
rugi apabila orang-orang menghadapi unsur-unsur lingkungan yang tidak ramah-
seperti binatang-binatang mikro, bahan-bahan beracun, musuh bersenjata atau
supir-supir yang mabuk.
Kesehatan
manusia adalah keperluan dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Tanpa
kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa pun, tidak dapat menentang kemiskinan,
atau melestarikan lingkungan hidupnya. Sebaliknya, pelestarian lingkungan hidup
merupakan hal pokok untuk kesejahteraan manusia dan proses pembangunan.
Lingkungan yang sehat menghasilkan masyarakat yang sehat, sebaliknya lingkungan
yang tidak sehat menyebabkan timbulnya banyak penyakit.
Pertambahan
penduduk dan kelaparan
Banyak masalah yang bias timbul
karena bertambahnya jumlah penduduk. Ada dua kemungkinan yang terjadi dengan
pertumbuhan penduduk:
1.
Penduduk dalam wilayah itu akan miskin/kelaparan
2.
Penduduk dalam wilayah itu akan maju.
Pertumbuhan penduduk yang
mengakibatkan kelaparan, sebenarnya sangat di pengaruhi kebijakan kebijakan
pemerintah. Beberapa kebijakan pemerintah dalam pertumbuhan penduduk misal perpindahan
penduduk dan Program KB. Perpindahan
penduduk yang tidak merata dan kurang perhatian dari pemerintah tentunya
penduduk tersebut akan mendapat musibah kelaparan . karena bahan pangan yang
tidak memadai dan juga memungkinkan ini di sebabkan kurangnya lahan tempat
masyarakat itu . pertumbuhan penduduk bukanlah alasan penyebab wilayah itu akan
miskin atau kelaparan, semuanya ini tergantung kebijakan pemerintah dan kerjasama
yang baik dengan masyarakat. Kelaparan akan mengakibatkan kekurangan gizi. Apabila
suatu penduduk sudah tergolong kekurangan gizi, penduduk tersebut akan
keterbelakangan dalam bidang apapun di dalam kehidupan sehari hari.
Kemiskinan
dan keterbelakangan
Secara sosiologis kemiskinan dan keterbelakangan ditentukan oleh
tiga faktor yakni kesadaran manusia, struktur yang menindas, dan fungsi
struktur yang tidak berjalan semestinya. Dalam konteks kesadaran, kemiskinan
dan keterbelakangan biasanya merujuk pada kesadaran fatalistik dan menyerah
pada “takdir”. Suatu kondisi diyakini sebagai pemberian Tuhan yang harus
diterima, dan perubahan atas nasib yang dialaminya hanya mungkin dilakukan oleh
Tuhan. Tak ada usaha manusia yang bisa mengubah nasib seseorang, jika Tuhan tak
berkehendak. Kesadaran fatalistik bersifat pasif dan pasrah serta mengabaikan
kerja keras.
Kesadaran ini tampaknya dimiliki sebagian besar masyarakat
Indonesia, sehingga kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan diterima sebagai
takdir yang tak bisa ditolak. Bahkan, penerimaan terhadap kondisi itu merupakan
bagian dari ketaatan beragama dan diyakini sebagai kehendak Tuhan. Kesadaran
keberagamaan yang fatalistik itu perlu dikaji ulang. Pasalnya, sulit dipahami
jika manusia tidak diberi kebebasan untuk berpikir dan bekerja keras. Kesadaran
fatalistik akan mengurung kebebasan manusia sebagai khalifah di bumi. Sementara
sebagai khalifah, manusia dituntut untuk menerapkan ajaran dalam konteks dunia
dan akhirat. Oleh karena itu, kemiskinan dan kebodohan, wajib diubah. Bahkan,
kewajiban itu adalah bagian penting dari kesadaran manusia.
Faktor penyebab lain yang menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan karena otoritas struktural yang dominan. Kemiskinan, misalnya, bisa disebabkan oleh ulah segelintir orang di struktur pemerintahan yang berlaku tidak adil. Kemiskinan yang diakibatkan oleh problem struktural disebut “kemiskinan struktural”. Yaitu kemiskinan yang sengaja diciptakan oleh kelompok struktural untuk tujuan-tujuan politik tertentu. Persoalan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan juga disebabkan karena tidak berfungsinya sistem yang ada. Sebab orang-orang yang berada dalam sistem tidak memiliki kemampuan sesuai dengan posisinya. Akibatnya sistem berjalan tersendat-sendat, bahkan kacau. Kesalahan menempatkan orang tidak sesuai dengan kompetensinya (one man in the wrong place) bisa mengakibatkan kondisi bangsa ini menjadi fatal.
Faktor penyebab lain yang menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan karena otoritas struktural yang dominan. Kemiskinan, misalnya, bisa disebabkan oleh ulah segelintir orang di struktur pemerintahan yang berlaku tidak adil. Kemiskinan yang diakibatkan oleh problem struktural disebut “kemiskinan struktural”. Yaitu kemiskinan yang sengaja diciptakan oleh kelompok struktural untuk tujuan-tujuan politik tertentu. Persoalan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan juga disebabkan karena tidak berfungsinya sistem yang ada. Sebab orang-orang yang berada dalam sistem tidak memiliki kemampuan sesuai dengan posisinya. Akibatnya sistem berjalan tersendat-sendat, bahkan kacau. Kesalahan menempatkan orang tidak sesuai dengan kompetensinya (one man in the wrong place) bisa mengakibatkan kondisi bangsa ini menjadi fatal.
Kondisi masyarakat Indonesia yang masih berkubang dalam
kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, jelas berseberangan dengan
prinsip-prinsip fitrah manusia. Fitrah manusia adalah hidup layak,
berpengetahuan, dan bukan miskin atau bodoh. Untuk mengentaskan masyarakat
Indonesia dari kubangan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, pemerintah
perlu mengambil kebijakan strategis. Kebijakan strategis tersebut membutuhkan
suatu jalur yang dipandang paling efektif. Dalam konteks inilah penulis
berpendapat bahwa pendidikan merupakan satu-satunya jalur paling efektif untuk
mengentaskan seluruh problem sosial di Indonesia.
Meskipun persoalan kemiskinan bisa saja disebabkan karena
struktur dan fungsi struktur yang tidak berjalan, akan tetapi itu semua
mengisyaratkan pada faktor manusianya. Struktur jelas buatan manusia dan
dijalankan oleh manusia pula. Jadi, persoalan kemiskinan yang bertumpu pada
struktur dan fungsi sistem jelas mengindikasikan problem kesadaran manusianya.
Dengan demikian, agenda terbesar pendidikan nasional adalah bagaimana merombak
kesadaran masyarakat Indonesia agar menjadi kritis. Mari kita berantas
kemiskinan dan keterbelakangan, supaya bangsa ini bisa lebih maju.
Sumber