• About
  • Parent Page
  • Archives
  • Uncategorized
  • BAB 10. Manusia Dan Kegelisahan

    Minggu, 26 Desember 2010



    10 MANUSIA DAN KEGELISAHAN


    A.  PENGERTIAN KEGELISAHAN
    Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.

    Menurut Sigmund Freud (ahli psikoanalisa),  kecemasan ada 3 macam :
    ( a ). Kecemasan obyekif
    Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar.

    ( b ). Kecemasan neoritis (syaraf)
    Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Kecemasan ini dibagi 3 macam, yakni :
    (1). Kecemasan yang timbul karena penyesuaian lingkungan;
    (2). Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia)
    (3). Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya.

     ( c ). Kecemasan moril
    Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang (iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah dan cinta).

    B. SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
    Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.

    C. USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
    Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.

    D. KETERASINGAN
    Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dasar dari kata asing.kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpindahkan dari yang lain, atau terpencil.
    Keterasingan dalam hal ini sifatnya dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat ataupun institusi, juga keterasingan yang dipaksakan oleh manusia lain dalam masyarakat.

    E. KESEPIAN
    Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman.

    F. KETIDAKPASTIAN
    Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas.

    G. SEBAB-SEBAB TERJADI KETIDAKPASTIAN
    1. Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita.
    2. Phobia Ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu  hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
    3.  Kompulasi Ialah adanya keraguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
    4.  Hysteria Ialah neurosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.
    5.  Delusi Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu.
    6. Halusinasi Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan panca indra.
    7. Keadaan emosi Suatu keadaan yang sangat berpengaruh oleh emosinya, sehingga tampak pada keseluruhan pribadinya.
    Delusi di bagi menjadi ;
    ·      Delusi persekusi: menganggap keadaan sekitarnya jelek.
    ·      Delusi keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar.
    ·      Delusi melancholis : merasa dirinya hina, bersalah, dan berdosa.
          

    H. USAHA-USAHA PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN
    Untuk dapat menyembuhkan keadaan ini tergantung kepada mental Si Penderita. Andaikata penyebabnya sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog. 

    BAB 9. Manusia dan Tanggung Jawab


    9. MANUSIA DAN TANGGUNGJAWAB


    1.  PENGERTIAN TANGGUNGJAWAB
                 Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
     
    2.   MACAM-MACAM TANGGUNGJAWAB
    Tanggungjawab terhadap diri sendiri
                Tanggungjawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri.

    TanggungJawab Kepada Bangsa Dan Negara
                Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.

    TanggungJawab Terhadap Tuhan
           Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggungjawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggungjawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.

    TanggungJawab Terhadap Keluarga
                Tiap anggota keluarga wajib bertanggungjawab kepada keluarganya. Tanggungjawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggungjawab ini juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.

    TanggungJawab Terhadap Masyarakat
                Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggungjawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.

    3.   PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
    Pengabdian
     Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih , kasih sayang, hormat,atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggungjawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan. Hal itu berarti mengabdi kepada keluarga.

    Pengorbanan
    Pengorbanan berasal dari kata korban atau qurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.   

    BAB 8. Manusia dan Pandangan Hidup


    8. MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP


    A.  MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
                Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.       Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yang terdiri dari 3 macam, yaitu:
    1.      Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
    2.      Pandangan hidup yang berupa Ideologi, yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
    3.      Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
    Pandangan hidup mempunyai 4 unsur-unsur, yaitu:
    1. Cita-cita apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan.
    2. Kebajikan segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai dan tenteram.
    3. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan.
    4. Keyakinan atau kepercayaan, merupakan hal terpenting dalam hidup manusia.

    B.     CITA-CITA
    Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan, yang selalu ada dalam pikiran. Cita-cita merupakan pandangan masa depan dan pandangan hidup dimasa yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi tingkatannya. Apabila cita-cita belum tercapai maka cita-cita tersebut disebut angan-angan. Ada 3 faktor yang menentukan seseorang dapat atau tidak mencapai cita-citanya, yaitu:
            Manusianya yang memiliki cita-cita;
            Kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan;
            Seberapa tinggi cita-cita yang hendak dicapai.
    Faktor manusia yang ingin mencapai cita-citanya ditentukan oleh kualitas manusianya. Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor tingginya cita-cita merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-cita.

    C.  KEBAJIKAN
    Kebajikan atau kebaikan adalah suatu perbuatan yang mendatangkan kesenangan bagi diri sendiri maupun orang lain. Manusia adalah sebuah pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur tersebut terpisah bila manusia meninggal. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan orang lain untuk dapat bertahan hidup. Untuk dapat melihat kebajikan kita harus melihat dari 3 segi, yaitu ;
    a.       Manusia sebagai mahluk pribadi.
    b.      Manusia sebagai anggota masyarakat.
    c.       Manusia sebagai makhluk Tuhan.
    Suara hati adalah semacam bisikan didalam hati yang mendesak seseorang untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan. Jadi suara hati dapat merupakan hakim untuk diri sendiri. Sebab itu nilai suara hati amat besar dan penting dalam hidup manusia.
    Kebajikan adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan Tuhan. Kebajikan berarti: berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak meransang bagi  yang melihatnya

    D.  USAHA DAN PERJUANGAN
          Usaha dan perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Sebagian hidup manusia adalah usaha atau berusaha. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, maka ia harus bekerja keras. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak atau ilmu maupun dengan tenaga atau jasmani bahkan dengan keduanya.
    Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia iri, miskin dan melarat bahkan menjatuhkan harkat dan martabatnya sebagai seorang manusia.
    Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena dibatasi oleh kemampuan itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia. Kemapuan itu terbatas pada fisik dan keahlian atau keterampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah, akan memperoleh hasil sedikit.
    Manusia mempunyai rasa kebersamaan dan cinta kasih maka ketidakmampuan atau keterbatasan yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran dapat diatasi secara tolong menolong dalam wadah kekeluargaan.

    E.            KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN
    Keyakinan atau kepercayaan berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat, yaitu:
    Aliran Naturalisme, aliran ini berintikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin           juga tidak. Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dari nature dan itulah ciptaan Tuhan. Bagi yang percaya adanyaTuhan, itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah ciptaan Tuhan karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama ada 2 macam, yaitu:
    Ajaran agama yang dogmatis, disampaikan Tuhan melalui ajaran para nabi. Ajaran agama dari pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia sifatnya relatif.

    Aliran Intelektualisme, besar aliran ini adalah logika atau akal. Akal berasal dari bahasa Arab yaitu qolbu yang berpusat dihati, sehingga timbullah istilah “hati nurani” artinya daya rasa. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima oleh akal.

    Aliran gabungan, dasar aliran ini adalah perbuatan yang gaib dan akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul 2 kemungkinan pandangan hidup yaitu : pandangan hidup sosialisme dan sosialisme religius. Pandangan hidup sosialisme mengutamakan logika berfikir dari hati nurani, sedangkan sosialisme religius mengutamakan kedua-duanya.

    F. LANGKAH LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
       Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yaitu:
    1. Mengenal, merupakan suatu kodrat bagi manusia dan tahap hidup pertama dari setiap individu. Sebagai seorang muslim kita mengenal pandangan hidup yaitu alquran dan hadist serta ijamak Ulama yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
    2. Mengerti, mengerti disini dimaksudkan pada mengerti tentang pandangan hidup.
    3. Menghayati, menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pandangan hidup yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup.
    4. Meyakini, merupakan suatu hal yang cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai tujuan hidupnya.
    5. Mengabdi, merupakan suatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya sendiri lebih dari orang lain.
    6. Mengamankan, merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.


    BAB 7. Manusia Dan Keadilan


    7. MANUSIA DAN KEADILAN



    A.     PENGERTIAN KEADILAN
    Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrim yang terlalu banyak terlalu sedikit. Beberapa pemikir yang mendefinisikan keadilan adalah :
    1.      Plato, keadilan diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang dapat mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
    2.      Socrates, memproyeksikan keadilan pada pemerintahan.
    3.      Kong Hu Chu, keadilan terjadi apabila anak sebagai anak,ayah sebagai ayah, dan raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakkan kewajibannya.
    Menurut pendapat umum keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Dengan kata lain keadilan adalah memperoleh apa yang menjadi haknya dan menjalankan apa yang menjadi kewajibannya.

    B.  KEADILAN SOSIAL
                Berbicara tentang keadilan kita ingat dasar Negara kita yaitu Pancasila sila kelima yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” hal ini mengandung pengertian tidak ada kemiskinan di Indonesia.
                Bung Hatta mengenaai sila kelima Pancasila menulis bahwa keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur. Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial, perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk yaitu :
    a. Perbuatan luhur yang mencerminkkan sikap dan suasana  kekeluargaan.
    b. Sikap adil terhadap sesama.
    c. Sikap suka memberi pertolongan terhadap yang membutuhkan.
    d. Sikap suka bekerja keras.
    e. Sikap menghargai hasil karya orang lain.

    Asas terciptanya keadilan sosial dituangkan dalam berbagai langkah melalui 8 jalur pemerataan yaitu : 
    a.   Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok.
    b.      Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
    c.       Pemerataan pembagian pendapatan.
    d.      Pemerataan kesempatan kerja.
    e.       Pemerataan kesempatan berusaha.
    f.       Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan.
    g.      Pemerataan penyebaran pembangunan.
    h.      Pemerataan memperoleh keadilan.

    C. BERBAGAI MACAM KEADILAN
          1.  Keadilan legal atau keadilan moral
    Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakkan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orangg menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (The man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral sedang Sunoto menyebutnya keadilan legal.

          2.  Keadilan distributive
    Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bila hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan yang tidak sama secara tidak sama (Justice is done when equals are treated equally). Pendapat Aristoteles ini disebut keadilan distributive.

           3.  Keadilan komutatif
    Keadilan ini bertujuan  memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang menjadikan ujung ekstrim meenjadikan ketidakadilan dan akan merusak bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

    D. KEJUJURAN
    Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan sesuai dengan hati nuraninya dan apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataa. Jujur juga berarti bersih dari perbuatan dilarang agama. Pada hakekatnya kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya kesamaan hak dan kewajiban. Serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa. Adapun kesadaran moral adalah kesadaran diri sendiri berhadapan dengan hal baik dan buruk.

    E. KECURANGAN
    Kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai nurani. Ada banyak faktor orang melakukan kecurangan diantaranya :
    a.       Faktor Ekonomi.
    b.      Faktor Kebudayaan.
    c.       Faktor Peradaban.
    d.      Faktor Teknik.
     Pujawiyatno dalam bukunya “Filsafat Sana-Seni” menjelaskan bahwa perbuatan yang sejenis adalah perbuatan yang buruk. Dalam bahasa Jawa ada ungkapan “Becik ketitik ala ketara” yang artinya yang baik akan nampak yang buruk juga akan nyata.

    F. PEMULIHAN NAMA BAIK
    Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaganya tidak tercemar. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu :
    Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk bermoral.
    Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi.
    Pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya bahwa apa yang diperbuat tidak sesuai dengan ukuran moral atau akhlak. Akhlaq berasal dari bahasa arab yang berarti penciptaan. Ada 3 macam godaan yaitu derajat/pangkat, harta dan wanita.
              Untuk memulihkan nama baik, manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir saja melainkan harus bertingkah laku sopan, ramah dan berbuat darma serta mempunyai sikap rela dan tawakal yang harus selalu dipupuk.

       G. PEMBALASAN
              Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang imbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebalik pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.